Monday, August 8, 2016

PROPOSAL SKRIPSI PAI-”Efektifitas Penggunaan Media Proyektor Pada Mata Pelajaran Alqur’an Hadist Terhadap Keaktifan Belajar SiswaDi MIM Senumarga Belitang III”.

proposal
<script data-ad-client="ca-pub-3325696405747057" async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
A.     Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan yang sangat signifikan terhadap berbagai dimensi kehidupan manusia, baik dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, dan pendidikan.Revolusi industri sebagai akibat kemajuan teknologi dan pengetahuan sejak akhir abad ke-19 turut mempengaruhi pendidikan dengan menghasilkan alat-alat yang dapat dipakai untuk pendidikan [1]     
      Sangat untung bahwa sejak awal mula pendidikan senantiasa bersikap terbuka terhadap penemuan-penemuan baru dalam bidang teknologi. Hal ini mempunyai maksud bahwa sistem pendidikan yang tidak mau dan kurang bisa menyelaraskan diri dengan kemajuan teknologi tersebut, maka system pendidikan tentu akan ketinggalan zaman. Sistem pendidikan tentu tidak lagi relevan dan integral dengan kemajuan yang telah diperoleh dunia. .
      Upaya peningkatan kualitas pendidikan harus lebih banyak dilakukan pengajar dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pendidik. Salah satu upaya untuk peningkatan proses pembelajaran adalah penggunaan media secara efektif mempertinggi kualitas yang akhirnya dapat meningkatkan kualitas hasil belajar [2]
      Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas yang dilaksakannya. Untuk memenuhi hal tersebut diatas, guru dituntut mampu mengelola proses belajar mengajar yang memberikan rangsangan kepada siswa sehingga mau belajar karena memang siswalah subyek utama dalam proses belajar .
      Dalam sistem pendidikan modern fungsi guru sebagai penyampai pesan-pesan pendidikan perlu dibantu dengan media pembelajaran agar proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif. Hal ini disebabkan karena pekerjaan guru adalah pekerjaan professional yang membutuhkan kemampuan dan kewenangan.
      Kemampuan guru dalam menjalankan perannya sebagai pengajar, administrator dan pembina ilmu dapat dilihat dari sejauh manakah guru dapat menguasai metodologi media pendidikan di sekolah untuk kepentingan anak didiknya. Untuk mengupayakan pendidikan yang berkualitas, guru seringkali menemukan kesulitan dalam memberikan materi pembelajaran. Khususnya bagi guru pendidikan agama islam, dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah masih menunjukkan kekurangan dan keterbatasan.
 Terutama dalam kualitas proses belajar mengajar yang dikembangkannya yang selanjutnya berakibat langsung kepada rendah dan tidak meratanya kualitas hasil yang dicapai oleh para siswa
Kondisi semacam ini akan terus terjadi selama guru pendidikan agama islam masih menganggap bahwa dirinya merupakan sumber belajar bagi siswa dan mengabaikan peran media pembelajaran.Materi pelajaran pendidikan agama islam syarat dengan nilai-nilai bagi pembentukan pribadi muslim, namun apabila materi itu disajikan dengan cara yang kurang tepat, tidak mustahil akan timbul pada diri siswa rasa tidak senang terhadap pelajaran pendidikan agama islam dan bahkan juda terhadap gurunya[3]
Salah satu usaha untuk mengatasi keadaan demikian adalah penggunaan media pembelajaran secara terintegrasi dalam proses belajar mengajar.
      Sebagai guru pendidikan agama islam tampaknya dalam mempengaruhi siswa untuk dapat mempelajari dan memahami ajaran islam sesuai dengan kemampuan nalar manusia terhadap wahyu Allah dan Rasul-Nya perlu dibantu dengan media pembelajaran.
 Cara-cara mengajarkan materi pendidikan agama islam secara tradisional dengan menitik beratkan kepada metode ceramah tampaknya tidak memadai lagi, sebab para siswa telah mulai kritis. Metode ceramah murni hanya efektif untuk sekitar 15 menit yang pertama. Untuk selanjutnya daya serap siswa terhadap ceramah mulai menurun. Untuk melibatkan sebanyak mungkin alat indra siswa dalam proses belajar mengajar maka metode ceramah itu perlu divariasikan dengan media      .
      Dengan menggunakan media pembelajaran yang dipersiapkan dengan baik berarti guru pendidikan agama islam telah membantu siswanya mengaktifkan unsur-unsur psikologis yang ada dalam diri mereka seperti pengamatan, daya ingat, minat, perhatian, berpikir, fantasi, emosi dan perkembangan kepribadian mereka. Sikap jiwa mereka yang tenang dengan minat belajar yang besar sangat potensial sekali dibutuh kembangkan sebagai dasar materi keimanan, ibadah, sikap sosial, pembentukan akhlak karimah dan sebagainya[4]
Pesan-pesan agama yang dibantu dengan media pembelajaran dapat membangkitkan motivasi kegairahan.Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penggunaan media pembelajaran bukan sekedar upaya untuk membantu guru dalam mengajar, tetapi lebih dari itu sebagai usaha yang ditujukan untuk memudahkan siswa dalam mempelajari pengajaran agama. Akhirnya media pembelajaran memang pantas digunakan oleh guru pendidikan agama islam, bukan hanya sekedar alat bantu mengajar bagi guru, namun diharapkan akan timbul kesadaran baru bahwa media pembelajaran telah menjadi bagian integral dalam sistem pendidikan agama sehingga dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk membantu lancarnya bidang tugas yang diemban untuk kemajuan dan meningkatkan kualitas peserta didik.. Padahal anak sebagai subyek pembelajar merupakan makhluk Allah yang memiliki kekuatan psikopisik yang jika memperoleh sentuhan yang tepat akan mendorong murid         berkembang dalam kapasitas yang mengagumkan.  Untuk itu pendidik harus membangun kemampuan pada dirinya agar dapat mengubah gaya-gaya mengajar yang bersifat tradisional menjadi gaya mengajar modern, sehingga guru mengajar dengan luwes dan gembira. Dengan banyak cara yang tidak kalah pentingnya, dapat menerapkan proses pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran sehingga guru mampu mengefektifitaskan penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran.
      Dengan melihat fenomena para pelaku pendidikan yang berada di lingkungan pendidikan, di sekolah-sekolah dasar dan yang berada di wilayah pedesaan. Dalam mengemban tugas sehari-hari, selaku pendidik masih banyak dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan menerapkan gaya-gaya atau model mengajar tradisional seperti “aku bicara, kalian mendengarkan” guru menerangkan, anak atau siswa disuruh diam, padahal diamnya anak belum tentu mereka senang dan paham terhadap materi yang disampaikan oleh guru.
Oleh karena alat-alat yang dihasilkan oleh kemajuan teknologi sudah sedemikian majunya, tidaklah pada tempatnya lagi jika penyampaian pesan-pesan pendidikan masih secara verbalitas atau dengan kata-kata belaka. Pendidikan harus sejalan dengan kemajuan cara manusia menggunakan semua alat yang ada untuk proses pembelajaran di sekolah menjadi efektif.
Banyak hal yang bermanfaat bagi peserta didik apabila mempelajari dan diberi pendidikan tentang Al-qur’an mengingat isi kandungannya yang penuh dengan petunjuk dan menjadi kewajiban kita umat manusia untuk mempelajari kitab tersebut yaitu Al-qur’an. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat al An’am ayat 155 yang berbunyi:
#x»ydur ë=»tGÏ. çm»oYø9tRr& Ô8u$t6ãB çnqãèÎ7¨?$$sù (#qà)¨?$#ur öNä3ª=yès9 tbqçHxqöè? ÇÊÎÎÈ
Artinya: ”Dan inilah sebuah kitab yang telah kami (Allah) turunkan yang diberkati, maka dari itu turutlah dan bertaqwalah kamu (kepada Allah) supaya kamu diberi rahmat.” (Q.S. Al An’am :155).

    Ayat di atas menunjukkan bahwa ”kitab (Al-qur’an) diberkahi, yang berisi penuh kebaikan untuk kepentingan manusia. Oleh karena itu manusia diperintahkan agar mengikuti dan mempelajari Al-qur’an supaya diberi rahmat dan petunjuk oleh Allah di dunia maupun di akhirat kelak”[5]
   Adapun tujuan pendidikan Al-qur’an menurut M. Quraish Shihab menyebutkan yaitu
”membina manusia secara pribadi dan kelompok sehingga mampu menjalankan fungsinya sebagai hamba Allah dan khalifah-Nya guna membangun dunia ini sesuai dengan konsep yang ditetapkan Allah, atau dengan kata lain lebih singkat dan digunakan oleh Al-qur’an ”untuk bertaqwa kepada-Nya”[6] (Munawar Cholil, 1999:31).

Dalam mengkomunikasikan ilmu pengetahuan agar berjalan secara efektif maka perlu penggunaan media pembelajaran sesuai dengan tujuan situasi dan kondisi yang ada guna meningkatkan pembelajaran dengan baik, karena berhasil tidaknya suatu proses belajar mengajar ditentukan oleh media pembelaran yang merupakan bagian integral dalam sistem pembelajaran.
 Berangkat dari latar belakang itulah penulis tertarik untuk meneliti tentang ”Efektifitas Penggunaan Media Proyektor Pada Mata Pelajaran Alqur’an Hadist  Terhadap Keaktifan Belajar SiswaDi MIM Senumarga Belitang III”.

B.     Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang masalah diatas penulis memberikan gambaran penting  dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut :
1.      Pendidikan alqur’an hadist merupakan mata pelajaran pokok dalam pendidikan agama islam khususnya  tingkat madrasah.
2.      Dalam proses kegiatan belajar mengajar diperlukan media yang sesuai,dan tepat sasaran, guna tercapainya keberhasilan belajar siswa.
3.       Dari berbagai macam jenis media, media proyektor merupakan media yang tepat serta menopang keberhasilan belajar siswa.

C.     Batasan Masalah
     Untuk menghindari kemungkinan meluasnya masalah yang akan diteliti, maka penulis perlu membatasi ruang lingkup pembahasan masalah yang ada dalam penelitian ini. Adapun pembatasan masalah yang penulis maksud adalah sebagai berikut :
Materi pembahasan Alqur’an Hadist pada penelitian ini memfokuskan pada pembelajaran tentang tali persaudaraan atau tali sila turahmi menurut ajaran islam.

D.     Rumusan Masalah        
 Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian  ini adalah Bagaimana Efektifitas Penggunaan Media proyektor pada mata pelajaran   Alqur’an hadist terhadap keaktifan belajar siswa di MIM Senumarga Belitang III?

E.      Tujuan Penelitian
 Untuk Mengetahui Efektifas Penggunaan Media Proyektor pada mata pelajaran Alqur’an Hadist terhadap keaktifan belajar siswa di MIM Senu Marga Belitang III.          

F.     Manfaat/Kegunaan Penelitian
     Dari permasalahan-permasalahan yang dipaparkan di atas, maka tujuan penelitian adalah:
1.  Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
a.   Untuk mendiskripsikan Penggunaan Media Proyektor di MI Muhammadiyah Senu Marga
b.  Untuk mengetahui Efektivitas medie proyektor pada belajar mata pelajaran Al Qur’an hadist di MI Muhammadiyah Senu Marga
2.   Kegunaan Penelitian
a.  Kegunaan Teoritis
      Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu menjadi dasar dan merupakan sumbangsih pengayaan ilmu pengetahuan untuk peneliti-peneliti selanjutnya, khususnya dalam upaya untuk mencari jalan pemecahan permasalahan tentang efektifitas penggunaan media proyektor pada mata pelajaran Al qur’an hadist di MI Muhammadiyah Senu Marga.
b.    Kegunaan Praktis
Dalam prakteknya, penelitian diharapkan akan berguna bagi :
1).   Kepala Sekolah
        Bagi Kepala Sekolah penelitian ini sebagai sumbangsih untuk memperoleh informasi ilmiah tentang efektifitas penggunaan media proyektor pada mata pelajaran Al Qur’an hadist di MI Muhammadiyah Senu Marga
2)  Guru
Kegunaan penelitian ini bagi dewan guru pada umumnya dan khususnya Guru Mata pelajaran Al Qur’an Hadist adalah sebagai pengetahuan dan informasi ilmiah tentang efektifitas penggunaan media proyektor pada mata pelajaran Al qur’an hadist di MI Muhammadiyah Senu Marga
3)  Siswa
Bagi siswa penelitian ini dijadikan sebagai pengetahuan tentang pentingnya efektifitas penggunaan media proyektor pada mata pelajaran Al qur’an hadist.

G.     Kajian  Pustaka
     Dari penelusuran yang dilakukan terhadap hasil-hasil kajian yang telah ada, nampaknya penelitian ini bukan pertama kali dilakukan, tetapi telah banyak penelitian yang mengkaji tema tentang media pembelajaran. Diantara hasil kajian telah banyak dipublikasikan baik melalui buku, jurnal maupun makalah. Media pembelajaranmemang menjadi kajian yang menarik pemerhati pendidikan, karena peranannya yang begitu besar yaitu menyampaikan informasi belajar sekaligus dapat memperlancar interaksi antara guru dengan pesera didik sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien                                            
     Penelitian mengenai media pembelajaran pendidikan agama islam banyak diteliti oleh  para peneliti antara lain     :
1. Skripsi Suharyanti, (2008) dengan judul “Manfaat Media Pembelajaran   Dalam   Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam Pada Siswa
 Kelas V SDN BINA KARSA”.
Dari hasil yang diperoleh dalam penelitian ini setelah memanfaatkan media pengajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar pendidikan agama islam pada siswa kelas V di SDN BINA KARSA maka siswa lebih aktif mengikuti pelajaran, siswa merasa senang mengikuti pelajaran, siswa sangat tertarik terhadap materi yang disampaikan.
2. Skripsi Khusnul Qotimah, (2004) dengan judul “Pengaruh Penggunaan  Media Pengajaran Terhadap Tingkat Pemahaman Siswa MA Subullussalam Sriwangi      .
            Hasil yang dicapai dari penelitian ini adalah menunjukkan hasil yang signifikan, hasil yang diperoleh siswa dalam belajar menunjukkan standard yang baik.                                             
            Dari kedua penelitian di atas jika dicermati ada kesesuaian dengan judul yang akan           penulis teliti, tetapi dari kedua penelitian di atas ada sesuatu yang berbeda. Intinya perbedaan media proyektor dengan media lainnya adalah bagaimana media proyektor tersebut dapat dimanfaatkan oleh guru dalam proses pembelajaran pendidikan agama islam.

H. Kerangka Teori
A. Tinjauan Tentang Efektifitas

 Pengertian efektifitas
Efektifitas berasal dari kata dasar efektif. Dalam kamus bahasa Indonesia, kata efektif mempunyai arti mempunyai efek, pengaruh atau akibat. Maka efektifitas bisa diartikan seberapa tingkat besar keberhasilan yang dapat diraih (dicapai) dari suatu cara atau usaha tertentu sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
Menurut kamus ensiklopedia Indonesia ( 1989 ) efektifitas adalah menunjukkan taraf tercapainya suatu tujuan. Suatu usaha dikatakan efektifitas apabila usaha itu telah mencapai tujuannya. Adapun efektifitas menurut Pringgodogjo (1973: 29) adalah menunjukkan taraf tercapainya suatu efektif apabila itu mencapai tujuannya. Secara ideal taraf efektifitas dapat dinyatakan dengan ukuran-ukuran yang pasti. Lebih ditegaskan oleh Madya Kasihadi bahwa efektifitas adalah keadaan yang menunjukkan sejauh mana apa yang direncanakan dapat tercapai, semakin banyak rencana yang dapat dicapai semakin efektif pada kegiatan tersebut.
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan mengenai efektifitas penggunaan media pembelajaran pendidikan agama islam adalah suatu usaha, sejauh mana usaha dalam pembelajaran dengan menggunakan alat bantu (media) dalam pencapaian suatu tujuan yang telah direncanakan. Sebagai tolak ukur dalam pembelajaran ini adalah kefahaman siswa dalam menerima materi pelajaran.

B.     Definisi Operasional
Agar tidak menjadi salah pengertian bagi para pembaca dalam memahami judul skipsi ini, maka penulis memandang perlu untuk memberi penegasan istilah yang ada dalam judul ini, yaitu :

Pengertian Belajar
1. Belajar
    a. Definisi Belajar
Sebagai landasan penguraian apa yang dimaksud dengan belajar, terlebih dahulu akan dikemukakan beberapa definisi:
Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, di mana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk.
Belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi/materi pelajaran.
Belajar adalah penambahan ilmu pengetahuan, yang nampak di sekolah.
Hilgard dan Bower, dalam buku Theories of Learning (1975) mengemukakan. “Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, di mana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan sebagainya).
 Witherington, dalam buku Educational Psikology mengemukakan : “Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan,sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian.”
b. Faktor Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah :
1) Faktor yang berasal dari diri sendiri (internal)
a) Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Misalnya, mengalami cacat tubuh (Slameto, 1991 : 78).
b) Faktor psikologis, baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh,terdiri  atas :
(1) Faktor intelektif yang meliputi faktor potensial, yaitu kecerdasan dan bakat serta faktor kecakupan nyata, yaitu prestasi yang dimiliki.
(2)Faktor nonintelektif yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat kebutuhan, motivasi, emosi, dan penyesuaian diri.
c) Faktor kematangan fisik maupun psikis.
2) Faktor yang berasal dari luar diri (eksternal)
a)Faktor sosial yang terdiri atas, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, dan lingkungan kelompok.
b)Faktor budaya, seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi,dan kesenian.
c)Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah dan fasilitas belajar.
d) Faktor lingkungan spiritual atau keagamaan.
c. Elemen Belajar
            Dari definisi-definisi yang dikemukakan di atas, dapat dikemukakan adanya beberapa elemen yang penting yang mencirikan pengertian tentang belajar, yaitu bahwa :
1) Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, di mana perubahan itu   dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik,tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk.
2) Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau
pengalaman.
3) Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus relatif mantap;
harus merupakan akhir daripada suatu periode waktu yang cukup panjang.
4)Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar” menyangkut berbagai    aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis”[7]
5)Thorndike, salah seorang pendiri aliran teori belajar tingkah laku,mengemukakan teorinya bahwa belajar adalah proses interaksi antara stimulus (yang mungkin berupa pikiran, perasaan, atau gerakan).
6)Driscoll menyatakan ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam kinerja seseorang, yaitu
(1)belajar adalah suatu perubahan yang menetap dalam kinerja seseorang.
(2) hasil belajar yang muncul dalam diri siswa merupakan akibat atau hasil dari interaksi siswa dengan lingkungan.
Pernyataan ini dapat diartikan, apabila siswa belajar maka hasil belajar dapat dilihat dari kemampuannya melakukan suatu kegiatan baru yang bersifat menetap daripada pekerjaan yang dilakukan sebelumnya sebagai akibat atau hasil dari interaksi siswa dengan lingkungan.
7)Menurut WJS Poerdarminto dalam Andrias Harefa, belajar adalah berusaha(berlatih dan sebagainya)Supaya memperoleh suatu kepandaian.
8)Menurut Harord Spear dalam Andrias Harefa, learning is to observe, to read, to initiate, to try something themselves, to listen, to follow instruction.
Pada prinsipnya, selain beberapa elemen belajar di atas dalam belajar terdapat 4 komponen kegiatan, yaitu :
(1) Melakukan persepsi terhadapstimulus,
(2) Menggunakan pengetahuan prasyarat,
(3) Merencanakan respon, dan
(4) Melaksanakan respon yang dipilih.
d. Unsur Kualitas Pengajaran
Ada 3 unsur dalam kualitas pengajaran yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa,yakni:
1) Kompetensi Guru
Variabel yang diduga mempengaruhi kualitas pengajaran adalah guru, guru sebagai sutradara dan sekaligus aktor dalam proses pengajaran, buku-buku pelajaran, alat bantu pengajaran, dan lain-lain.
2) Karakteristik Kelas
Kualitas pengajaran dipengaruhi juga oleh karakteristik kelas. Variabel karakteristik kelas antara lain :
a) Besarnya (class size). Artinya, banyak sedikitnya siswa yang belajar.
b)Suasana belajar. Suasana belajar yang demokratis akan memberi peluang mencapai hasil belajar yang optimal, dibandingkan dengan suasana yang kaku, disiplin yang ketat dengan otoritas ada pada guru.
c) Fasilitas dan sumber belajar yang tersedia.

3) Karakteristik Sekolah
Faktor lain yang mempengaruhi kualitas pengajaran di sekolah adalah karakteristik sekolah itu sendiri. Karakteristik sekolah berkaitan dengan displin sekolah, perpustakaan yang ada disekolah, letak geografis sekolah, lingkungan sekolah, etika dalam arti sekolah memberikan perasaan nyaman dan kepuasan belajar, bersih, rapih, dan teratur.
f. Tujuan Pengajaran
Penelitian kualitatif dalam proses kegiatan belajar mengajar (KBM) ini mempunyai tujuan untuk memotivasi siswa agar dalam belajarnya siswa lebih aktif, kreatif, dan meningkat prestasinya.
3. Prestasi Belajar
Guru dan siswa adalah dua subyek yang dapat menentukan keberhasilan dalam prestasi belajar. Untuk meraih prestasi dalam studinya siswa harus berdisiplin dalam mengikuti pelajaran, guru harus mempunyai keterampilan yang memadai dalam mengelola kelas atau mengajar. Maka dengan adanya dua unsur yang saling terkait ini dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Keterampilan guru dalam mengajar sangat mempengaruhi kedisiplinan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar guna mencapai puncak prestasi,siswa akan dapat belajar dengan baik apabila dapat terjalin hubungan yang baik antara guru dengan siswa.
Menurut Thomas Gordon, hubungan yang baik antara guru denganan siswa adalah hubungan yang :
(1) Memilih keterbukaan hingga masing-masing pihak merasa bebas bertindak dan saling menjaga kejujuran.
(2) Mengandung rasa saling menjaga, saling membutuhkan serta saling berguna bagi pihak lain.
(3) Diwarnai oleh rasa saling tergantung satu sama lain.
(4) Masing-masing pihak merasakan terpisah satu sama lain sehingga saling memberi dan kesempatan untuk mengembangkan keunikannya  kreatifitasnya, dan individualisasinya.
(5)Dirasakan oleh masing-masing pihak sebagai tempat bertemunya kebutuhan-kebutuhan sehingga kebutuhan satu pihak hanya dapat terpenuhi bersama-sama dengan dan melalui terpenuhinya kebutuhan pihak lain.

H.   Metodologi Penelitian
1. Rancangan penelitian:
Rancangan penelitian yang ditetapkan berupa tindakan kelas. Prosedur dan langkah-langkah penelitian mengikuti prinsip-prinsip dasar yang berlaku dalam penelitian tindakan. Karena penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran dikelasnya [8]
Sedangkan menurut Rustam dan Mundilarto Penelitian Tindakan Kelas  (PTK) adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri dengan jalan merancang, melaksanakan dan merekfleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat [9] . Dalam rancangan penelitian ini bertujuan :
a. Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa MIM Senu Marga pada mata pelajaran Alqur’an hadist maka perlu dilakukan penelitian tindakan kelas.
1.      Untuk meningkatkan kreatifitas belajar siswa MIM Senu Marga pada mata pelajaran Alqur’an hadist maka perlu dilakukan penelitian tindakan kelas.
2.      Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa MIM Senu Marga pada mata pelajaran Alqur’an hadist maka perlu dilakukan penelitian tindakan kelas.
Sehingga terperinci tahap- tahapan dalam rancangan tindakan penelitian  kelas adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan
b. Rancangan Tindakan
c. Tahap Pelaksanaan
d. Tahap Pemantauan
e. Refleksi
f. Siklus
Menurut Lewis[10] Langkah-langkah penelitian itu meliputi :
a. Mengidentifikasi gagasan / permasalahan umum
b. Melakukan pengecekan di lapangan
c. Membuat perencanaan umum
d. Mengembangkan tindakan pertama
e. Mengimplementasikan tindakan pertama
f. Mengevaluasi
g. Merevisi perencanaan, untuk tindakan kedua, dst.







Secara visual langkah-langkah ini adalah


 
Gambar I. Siklus PTK (Penelitian Tindakan Kelas)







2. Subyek Penelitian
Subyek yang akan dikenai tindakan adalah siswa kelas V MIM Senu Marga pada mata pelajaran Alqur’an hadist maka perlu dilakukan penelitian tindakan kelas.
Langkah-Langkah atau Siklus Penelitian
Menurut Suharjono langkah-langkah siklus adalah :
a. Perencanaan
        Kelas sesuai skenarionya. Skenario dari tindakan harus Tahapan ini berupa menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan tentang apa,mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut akan dilakukan.
b. Tindakan
Pada tahap ini, rancangan strategi dan skenario penerapan pembelajaran akan diterapkan. Rancangan tersebut tentu saja sebelumnya telah “dilatihkan” kepada pelaksana tindakan (guru) untuk dapat diterapkandi dalam dilaksanakan dengan baik dan tampak wajar.
c. Pengamatan atau Observasi
Tahap ini sebenarnya berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi keduanyaberlangsung dalam waktu yang sama.
d. Refleksi
Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya [11](Suharsimi Arikunto, dkk, 2007: 74).
Adapun langkah-langkah atau siklus penelitian yang dilaksanakan peneliti adalah :
a.     Perencanaan
Berupaya meningkatkan hasil belajar materi alqur’an hadist kelas v agar hasil belajar dapat meningkat. Pelaksanaan pada bulan juni tahun 2014 semester genap MIM Senu Marga pada mata pelajaran Alqur’an hadist.

. Adapun tindakan dilakukan dengan penelitian tindakan kelas dengan tahapan siklus.
b. Tindakan
Tindakan yang dilakukan adalah perencanaan sebelum PTK, pelaksanaan PTK dengan menggunakan metode-metode mengajar dan pengamatan observasi setelah PTK.
c. Pengamatan atau Observasi
Peneliti mengamati tentang keaktifan, perhatian yang dilakukan oleh siswa.
d. Refleksi
Peneliti mengkaji persiklus, mulai dari siklus 1 bagaimana hasil belajarnya yang kemudian sebagai acuan siklus berikutnya.
3. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian tindakan kelas ini alat yang digunakan terdiri dari :
a. Silabus
Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran pengelolaan kelas, serta penilaian hasil belajar.
b. Rencana Pelajaran
Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-masing Rencana Pelajaran berisi kompetensi dasar, indikator, pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar mengajar.
c. Lembar Kegiatan Siswa
Lembar kegiatan ini yang dipergunakan siswa untuk membantu proses pengumpulan data.
d. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar
1)Lembar Lembar observasi pengolahan metode tanya jawab untuk mengamati kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran.
2)Lembar observasi aktivitas siswa dan guru, untuk mengamati aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran.
e. Tes formatif
Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Tes formatif ini diberikan setiap akhir putaran. Bentuk soal yang diberikan adalah pilihan ganda (objektif) sebanyak 20 soal dan uraian sebanyak 10 soal.
4. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara :
1) Dokumentasi
Untuk melihat nilai  alqur’an hadist kelas v MIM Senumarga  Belitang III sebelum penerapan tindakan kelas, sehingga dapat mengelompokkan siswa menjadi tiga kelompok kemampuan : tinggi, sedang, rendah.

2) Tes
Digunakan lembar tes, yang dikerjakan siswa baik berupa tes awal maupun tes akhir.
3) Pengamatan
Dipandu dengan lembar pengamatan yang dilakukan langsung oleh peneliti (guru) untuk memperoleh data penelitian, aktivitas siswa dan data ketrampilan guru selama proses pembelajaran berlangsung.
6. Analisis Data
Data yang dianalisis dari siklus I, melalui wawancara, catatan lapangan, dan observasi ini dilakukan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
Siswa diharapkan dapat meningkat aktifitas, kreatifitas, dan prestasi belajarnya hingga mencapai indikator penelitian yang diharapkan. Langkah yang penulis lakukan dalam menganalisa data ini adalah sebagai berikut :
Analisis ini untuk mengetahui persiapan penggunaan proyektor dan meningkatkan perhatian siswa yang dilakukan selama ini pada kelas V MIM Senumarga Belitang III.

I.       Sistematika Pembahasan
     Sebagai langkah penjabaran lebih lanjut bagi penulisan ini, maka penulis merencanakan sistematika pembahasan sebagai berikut :
BAB I:       Akan membahas / membicarakan tentang; latar belakang masalah,rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitin, telaah pustaka.Metodologi penelitian dan sistematika pembahasan.
BAB II:      Difokuskan membicarakan tentang landasan teori, mengupas tentang media pembelajaran, pendidikan Alqur’an hadist                      
BAB III:    Dalam bab ini memuat tentang histories dan geografis, struktur organisasi, keadaan sarana prasarana, keadaan siswa, keadaan guru dan keadaan karyawan di MI Muhammadiyah Senu Marga
.
BAB IV :   Difokuskan membicarakan tentang hasil penelitian.
BAB V  :    Difokuskan membicarakan tentang kesimpulan, saran dan penutup.





[1] Nasution , dkk Media Pengajaran, Bandung: Sinar Baru Algesindo, (1999:101)
[2]Hujair AH. Sanaky, Media Pembelajaran dalam Proses Pembelajaran Masa Kini,
Jakarta: Depdikbud, (2009:1-2)
[3] Depag RI, 2002, , Kendali Mutu Pendidikan Agama Islam, (Bandung : CV. Diponegoro), hal. 100
[4] Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, (1996:59).


[5] Soenarjo, Alqur’an Dan Terjemahannya. (Semarang: Toha Putra, 1989) hal.79
[6] Munawar Chalil, Kembali Kepada Al-Qur’an Dan As-sunnah.(Jakarta: Bulan Bintang, 1999) hal. 46

[7] . Slameto. 1991. Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester SKS. Jakarta : Bumi Aksara.


[8] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta, Rineka Cipta, 1989), hal. 58
[9] Murtadlo, Rustam. 2004. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta Departemen Pendidikan Nasional.

[10] . Lewis Elliot,. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta Departemen Pendidikan Nasional.( 1991:69)


[11] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta, Rineka Cipta, 1989), hal. 74

No comments:

Post a Comment

https://studio.youtube.com/channel/UC_4yTxAMpJti6VZyjke6g6g